Sampai saat ini, Gedung perpustakaan IAIN Sorong masih menempati posisi paling depan dilengkapi dengan halaman yang cukup luas. Tidak heran, acap kali pelaksanaan upacara atau kegiatan apel gabungan, Perpustakaan IAIN Sorong selalu tampil sebagai background kamera dibelakang pimpinan barisan. Wah, kedengaran keren ya, tapi bukan hanya itu konsepnya ya, selain masalah posisi sebagai beranda paling depan, konsep perpustakaan sebagai beranda kampus juga bisa dikaji dalam sudut pandang filosofis.
Layaknya kampus umum yang selama ini dikenal sebagai sentral pengembangan pengetahuan, semuanya dilengkapi dengan perpustakaan. Fungsinya bukan hanya pemenuhan indikator akreditasi institusi atau sejenisnya, namun diharapkan menjadi sumber pengetahuan utama insan akademik. Artinya beragam sumber bacaan ada disana, bisa jadi buku teks, Koran, jurnal maupun sumber bacaan digital. Selain itu, memungkinkan program pengembangan pengetahuan juga ada disana. Seperti halnya short course, program kajian, dan ruang diskusi yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa. Dalam lingkup sederhana, perpustakaan menjadi ruang kerja utama bagi dosen dan menjadi ruang kelas ke dua bagi mahasiswa.
Mengapa dosen harus menunjukkan diri seakan akan bekerja di perpustakaan, sebab pengembangan tridharmanya ada di sana, Pengajaran berbasis buku dan hasil penelitian, Penelitian berbasis kajian literatur buku dan jurnal, dan pengabdian berbasis diseminasi hasil penelitian dan pengetahuan ke Bukuan. Sehingga bila dosen jauh atau jaga jarak dari perpustakaan, maka memungkinkan perpustakaan kehilangan pilar utama penggerak pengembangan pengetahuan kampus. Selain mengembangkan dirinya, dosen juga menjadi teladan mahasiswa dalam pengembangan minat baca mahasiswa, sehingga kedekatannya dengan buku dan perpustakaan sangat diharapkan.
Bagaimana dengan mahasiswa?, seberapa besar peran buku dalam pengembangan wawasan mereka. Mungkin saja kita masih terbawa dengan image mahasiswa berbasis sugesti orang tuanya, "Pokoknya jangan aneh-aneh ya Nak, kuliah baik baik saja". Kalimat ini di terjemahkan, ya kuliah aja. Masuk kelas kuliah, belajar materi kuliah, selesaikan tugas kuliah, sambil menunggu jadwal ujian dan wisuda. Yah.. sudah jadi sarjana. Sehingga kunjungan mahasiswa ke perpustakaan hanya berbasis kebutuhan kuliah. Lanjut bagaimana seharusnya hubungan Mahasiswa dengan perpustakaan selama berada di kampus. Ternyata mahasiswa bisa menjadikan perpustakaan sebagai ruang kuliah ke dua. Artinya, setelah aktifitas kuliah di kelas, mahasiswa dapat mengunjungi perpustakaan untuk membaca, kajian dan diskusi pengetahuan berbasis kebukuan dan pengetahuan.
Sehingga setelah dosen dan mahasiswa aktif menggunakan layanan perpustakaan, Perpustakaan IAIN Sorong benar saja menjadi beranda kampus dalam pengembangan Pengetahuan insan akademik.